
Sumber gambar: AI Penulis: Heri Isnaini karungu sora angin janari: neumbang haleuang tatangkalan; “sudah bebas negeri kita, Indonesia merdeka” naha enya? Nu puguh, tik-tek wekér geus lukutan bulan tinggal bangkarakna langit peteng satungtung deuleu [terdengar suara angin dini hari: bernyanyi pepohonan “sudah bebas negeri kita, Indonesia merdeka” benarkah? Yang jelas, tik-tok weker sudah berlumut bulan […]
(Sumber gambar: AI) LAKI-LAKI TUA DAN TAMAN KOTA Seorang laki-laki tua duduk termenung di sebuah taman kota. Dia sendiri. Taman yang luas tidak menyadari kehadirannya. Dia berdiam. Langit sudah memerah. Senja turun. Laki-laki itu tetap mematung. Menunggu. Taman kota tidak mengajaknya bercakap. Dia membisu. Tanpa suara tanpa isyarat. Alangkah hebatnya komunikasi mereka berdua. 2024 KITA […]
Heri Isnaini lahir di Subang, Jawa Barat, pada tanggal 17 Juni. Heri sangat menyukai puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Pernah mengikuti acara “Temu Penyair Asia Tenggara 2018” di Padang Panjang, Sumatera Barat, mengikuti Festival Seni Multatuli 6-9 September 2018 di Rangkasbitung, Lebak, Banten. Puisi-puisinya juga pernah dimuat pada Jurnal Aksara, Deakin University, Australia. Antologi puisinya, Ritus […]
Rubrik Cerpen Rubrik Puisi Rubrik Ulasan Rubrik Literasi Kirimkan tulisan terbaik Anda disertai bionarasi dan foto ke alamat Surel: komunitaskembangsepatu@gmail.com atau negeribunglon@gmail.com Subjek: Nama Rubrik_Nama contoh: Puisi_Heri Isnaini Catatan:
(Sumber Gambar: AI) oleh Heri Isnaini Representasi perempuan dalam sastra dirasakan sebagai salah satu bentuk sosialisasi terpenting karena memberikan gambaran tentang perempuan yang tepat dan sah. Dalam perjalanannya, pergerakan ini melahirkan “kritik sastra feminis”. Perhatian kritis dari kritik sastra feminis ditujukan pada buku-buku karya penulis laki-laki yang mengonstruksi citra perempuan dengan tujuan melanggengkan ketidaksetaraan […]