Literatura Nusantara

Membumikan Sastra Melangitkan Kata

Ulang Alik, Unik, Puitik: Analisis Puisi-Puisi Karya Soni Farid Maulana

[Sumber gambar: AI]

Penulis: Heri Isnaini

Karya sastra diciptakan oleh sastrawan atas pengalaman dan pengetahuan
hidup dan kehidupannya. Segala aspek yang dirasa menarik dan penting diabadikan dalam
karya sastra, baik berupa puisi, prosa, maupun drama. Sastrawan mengejawantah pengalaman
dan pengetahuan tersebut dalam kerangka hubungan sosial kemasyarakatan tempat sastrawan
tersebut berada. Artinya, ruang lingkup karya sastra yang diciptakan tidak akan terlepas dari
hubungan antara pengarang, karya, dan masyarakat. Dengan demikian, karya sastra dapat
dilihat secara prismatis dalam sudut pandang apa pun dan dari mana pun. Dalam tulisan ini,
sastra akan disandingkan dalam koridor pendidikan dan nilai-nilai religiositas dalam upayanya
memotret hubungan sastrawan dengan masyarakatnya. Karya sastra pertama-tama diciptakan
bertujuan mengenalkan nilai-nilai religiositas dan ketuhanan. Nilai-nilai tersebut lahir dari titik
kulminasi kesadaran sastrawan atas diri dan kediriannya. Selain itu, fungsi sastra dulce et utile
menegaskan bahwa karya sastra selalu memiliki dua sisi, yakni hiburan dan didikan. Fungsi
inilah yang menempatkan karya sastra dapat digali dari sisi nilai pendidikan dan pembentukan
karakter atasnya. Tulisan ini adalah upaya negosiasi dialogis antara sastra, pendidikan, dan
religiositas. Ketiganya bertemu dalam ruang yang sama sehingga dapat dicari benang merah
yang meliputi hubungan gaib ketiganya. Dengan demikian, tulisan ini diharapkan dapat
membuka wawasan pemikiran atas sastra sebagai produk sastrawan yang dapat membawa
kesadaran ketuhanan sekaligus pembentukan karakter pendidikan yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia dan kemanusiaan.

Naskah lengkap dapat diunduh di sini


Eksplorasi konten lain dari Literatura Nusantara

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *