Literatura Nusantara

Membumikan Sastra Melangitkan Kata

Puisi-Puisi Samsul Maulana Hasanudin

[Sumber gambar: Cover Buku Antologi Puisi Karya Samsul Maulana Hasanudin)

Penulis: Samsul Maulana Hasanudin

Leksikonmu Menggetarkan

Setiap kata yang kau ucap
bergetar seperti senar biola,
dan dadaku
selalu jadi panggung resonansinya.

Kau tak bicara tentang cinta,
tapi setiap sapamu
adalah kamus yang menyala.

Tata Bahasa Perasaan

Jika rindu adalah subjek,
maka aku predikat yang menantimu.
Kita, kalimat tak selesai
dalam ejaan yang tak baku.

Cinta tak peduli aturan,
ia mengalir seperti puisi bebas
di lembar hati yang tak perlu dikoreksi.

Semantik Luka

Ada kalimat yang tak bisa kupahami
dari caramu pergi.

Bahasamu berubah,
tanda bacamu tak lagi ramah.

Aku mencarimu
dalam struktur yang baru,
namun kau telah menjadi sinonim
dari kata “hilang”.

Pragmatik Pelukan

Kau tak bilang apa-apa
tapi matamu sudah cukup menjelaskan:
ada pelukan
yang sedang menunggu pada jeda.

Cinta bukan soal ucapan,
tapi bagaimana kalimat bertingkah
saat lidah memilih diam.

Dialekmu di Dadaku

Cintamu tak berbunyi,
tapi setiap gerakmu
meninggalkan dialek di napasku.

Aku mengingatmu
seperti mengenang logat kampung
yang tetap hangat
meski telah lama pindah kota.

Bahasa Rahasia Kita

Di antara ramai dan sunyi,
kita ciptakan bahasa sendiri.

Satu kedipan, satu isyarat,
cukup jadi cerita sepanjang malam.

Tak perlu kata,
kita bicara dengan rasa,
dan rindu jadi kamusnya.

Gramatika Jatuh Cinta

Aku tak pandai menyusun kalimat,
tapi denganmu
setiap detik menjadi prosa yang bernyawa.

Kau ajari aku menyusun bait,
dengan subjek kita,
dan objek: masa depan.

Cinta pun jadi ejaan
yang ingin kutulis setiap pagi.

Penulis:

Samsul Maulana Hasanudin, lahir di Cianjur pada tanggal 9 September 1994. Sejak kecil, saya tumbuh dalam lingkungan yang mendorong pentingnya pendidikan dan nilai-nilai kerja keras. Ketertarikan saya terhadap dunia pendidikan mulai terlihat sejak masa sekolah, hingga akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan studi di IKIP Siliwangi, tempat saya menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) dan magister (S2) untuk memperdalam ilmu keguruan serta pengembangan potensi peserta didik.


Eksplorasi konten lain dari Literatura Nusantara

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *