
[Sumber gambar: AI]
Penulis: Endah Istiqomah Apriliani
SEJAK KAU PERGI
Meninggalkanmu, ternyata menyulitkanku
Menafikanmu, memang menggangguku
Melupakanmu, sungguh menyiksaku
Berat rasanya berada di sini
Sendiri
Tanpa dirimu
Memori tentangmu terus terngiang di pikiranku
Rasa tentangmu terus berdiam di benakku
Sejak kau pergi,
Aku tak berani bermimpi
Aku tak kuasa mencintai
Sejak kau pergi,
Aku merasa tak patut dicintai
Aku merasa tak layak dihargai
Aku hanya merasa,
Seharusnya kau yang mencintaiku
Satu-satunya yang melindungiku
Bolehkah kuberharap
Kau kan kembali padaku
Bolehkah?
2011
CINTAKU BERSEMI BERSAMA RINDU
Kau temanku, selalu di sisiku
Kau temanku, selalu bersamaku
Kau katakan cinta
Aku tak mampu mencerna
Jawabku, kau temanku
Tiba-tiba kau pergi
Bersama angin
Kenanganku bersamamu, selalu menghantuiku
Tak habis-habisnya bayanganmu menerpaku
Ternyata, cintaku bersemi bersama rindu
2025
INDAH PADA WAKTUNYA
Luka
Luka
Luka
Pedih
Pedih
Pedih
Sakit
Sakit
Sakit
Saat kau pergi
Meninggalkanku
Saat kau hilang
Melupakanku
Lalu
Kau Kembali
Merengkuh anganku
Memeluk mimpiku
Menangkap asaku
Cinta
Cinta
Cinta
Bahagia
Bahagia
Bahagia
Terima kasih kau telah Kembali
Memberikanku kesadaran
Bahwa setiap hal akan indah pada waktunya
2025
MUNDUR BUKANLAH KEKALAHAN
Aku lelah
Aku lemah
Aku sudah tak mampu
Berat rasanya
Harus memikul ini sendiri
Aku layaknya lilin
Menerangi ruangan
Tapi membakar diri
Langit rasanya runtuh menimpaku
Debu dan pilu menyelimutiku
Jiwa merintih dan meronta
“Tidaaaaaak”, teriakku
Suara itu menggema
Hanya di telingaku
Tubuhku mulai usang
Bukan karena usia
Tapi karena beban yang menyiksa
Kalau sapi melenguh
Aku mengeluh
Aku harus memilih
Karena hidup harus mengambil pilihan
Maju tapi mati?
Mundur tapi hidup?
Sudah kuputuskan
Mundur bukan berarti kalah
Aku akan mencari jalan lain
Karena hidup bukan maju ke arah yang salah
Tapi maju ke arah yang benar
Hidup, mundur!
2025
SEMUA HANYA ANGAN-ANGAN
Angin bertiup
Nyiur melambai
Manusia berjalan cepat
Mobil berseliweran
Kenapa hanya aku yang diam? Terpaku? Terdiam? Merenung?
Tak lama kemudian, pandanganku beringas, mencari ke segala arah, kenapa tak kutemukan
Akhirnya kutafakur, aku pun tak paham, apa yang sebenarnya kucari
Sontak, kulihat tanganku, penuh dengan luka
Sayatan
Mengerikan
Kenapa rasanya tak menyakitkan
Kenapa lebih sakit hatiku dibanding fisikku
Sakit, sakit, sakit. Teriakku. Dalam hatiku.
Bahkan kuberbisik, bisakah berteriak dalam hati?
Dunia ini begitu menyulitkan
Menelan banyak korban
Hidupku penuh dengan beban
Kubertanya, adakah Tuhan?
Aku hanya ingin pulang
Aku hanya ingin tenang
Aku hanya ingin bebas
Ataukah semua itu hanya angan-angan?
2024
PENGABAIAN MEMBUAT LUKA
Siapa yang berkata bahwa aku disiksa
Siapa yang berbicara bahwa aku dihina
Mereka justru diam saja
Mereka justru tak peduli
Akulah si anak yang diabaikan
Akulah si diri yang dilupakan
Sekelilingku menganggap aku baik-baik saja,
Di antara mereka merasa bahwa aku anak yang hebat
Aku meraih prestasi
Aku meraih medali
Semua bertepuk tangan
Ya! Semua! Kecuali, orang tuaku
Medali tak pernah membuatku lupa akan abainya orang tuaku
Kukira mereka akan tersenyum
Rupanya aku salah sangka
Tampaknya aku “bukan” anak mereka
Kalian pikir, aku bahagia
Aku tertawa, dalam hati merana
Menangis dan menderita
Hatiku terluka
Perih rasanya
Tercabik oleh tiadanya rasa dari mereka
Pengabaian membuatku terluka!
2024
Penulis
Nama panggilanku Isti, nama lengkapku Endah Istiqomah Apriliani. Aku suka menulis puisi dan novelet. Aku sudah menerbitkan 2 novelet dan 1 kumpulan puisi di penerbit indie. Noveletku berjudul “Episode Kehidupan Bersama Ibu” dan “Aku Tulang Rusukmu”. Kumpulan puisiku berjudul “aku dan Engkau”. Selain itu, aku juga pernah menulis beberapa puisi dan artikel di sebuah e-koran, yang terbit secara di kalangan terbatas.
Tinggalkan Balasan