Literatura Nusantara

Membumikan Sastra Melangitkan Kata

Makna Simbolik Qurban

[Sumber gambar: Foto pribadi]

Penulis: Abdul Wahid

Naik motor mereknya Yamaha

Habis dipake terus dicuci bersih 

Selamat Hari Raya Idul Adha

Semoga ridho Allah dapat diraih 

Tidak terasa sebentar lagi Hari Raya Idul Adha 1446 H akan segera tiba. Umat Islam di seluruh pernjuru dunia berupaya mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan hari besar kedua tersebut. Ada dua ibadah yang khas dengan idul adha atau idul qurban, yaitu ibadah haji dan ibadah qurban. Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk memotret ibadah qurban yang dilaksanakan seorang muslim dalam kaitannya dengan makna simbolik yang terkandung didalamnya.

Dalam Islam, terutama dalam kajian tasawuf, dikenal dengan istilah ibadah lahir dan ibadah batin. Ada syari’at dan ada hakikat. Syari’at adalah gerak lahir dan ditunjukan oleh orang yang melaksanakan ibadah, sedangkan hakikat adalah makna sesungguhnya dari aktifitas lahir tersebut. Hakikat inilah yang merupakan makna simbolik sebuah ibadah seorang hamba.

Makna Simbolik Ibadah Qurban

Makna simbolik dalam ibadah qurban menjadi sesuatu yang sering dilupakan. Kita lebih fokus pada hal-hal lahiriah seperti ukuran hewan, tata cara penyembelihan dan pendistribusian dagingnya. Makna simbolik adalah makna tersembunyi yang terkandung dalam sebuah aktifitas lahir. Ia merupakan sesuatu yang bersifat kualitatif yang terkandung dalam sesuatu kuantitatif.

Ibadah qurban bukan sekedar menyembelih hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, kerbau, unta dan lainnya. Ibadah qurbanpun bukan hanya sekedar mematuhi perintah syariat agama Islam. Namun, dalam menjalankan perintah tersebut ada upaya untuk menangkap makna batin dari ibadah seorang hamba kepada Tuhannya berupa menyembelih hewan ternak yang ia miliki.

Dalam pandangan penulis, paling tidak ada tiga makna simbolik dalam pelaksanaan ibadah qurban dalam momen perayaan Hari Raya Idul Adha yang setiap tahun dirayakan oleh umat Islam di selueuh dunia.

|1| Simbol syukur 

Makna simbolik pertama dalam ibadah qurban adalah sebagai bentuk rasa syukur hamba kepada Tuhannya. Allah swt. telah memberikan nikmat yang sangat banyak. Nikmat dari Allah swt. tak terhitung jumlahnya. Dari nikmat yang bersifat lahir, kasat mata ataupun batin yang tidak kasat mata. 

Secara logika, ketika seorang manusia mendapat perlakuan yang baik dari sesamanya, maka secara otomatis ia akan membalas kebaikan tersebut. Paling tidak ia akan berterima kasih jika tidak membalasnya dengan kebaikan yang sama. Begitupun seorang hamba kepada Tuhannya. Kesadaran akan nikmat yang diberikan Allah SWT. kepada manusia akan melahirkan rasa syukur. 

Banyak dalil tentang syukur nikmat, berupa ayat al-Qur’an maupun hadits. Poinnya adalah kewajiban hamba kepada Tuhannya adalah bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Qurban secara simbolik adalah bentuk terima kasih dan rasa syukur tersebut. Nilai materi dalam ibadah qurban sangat kecil dibandingkan dengan nilai nikmat yang telah Allah berikan. 

|2| Simbol Kepatuhan

Makna simbolik kedua dalam pelaksanaan ibadah qurban adalah bentuk kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Allah swt. dan Rasulullah memerintahkan kepada para hambanya untuk menyembelih hewan qurban pada Hari Raya Idul Adha, maka, hamba yang beriman mestilah mematuhnya. 

Pengorbanan materi berupa menyembelih hewan ternak tidak jadi masalah. Orang beriman berupaya secara maksimal untuk menjalankan perintah tersebut, walaupun ia harus menyisihkan sebagian rizkinya.

Qurban adalah Kepatuhan. Qurban adalah meneladani kepatuhan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Keduanya memberikan keteladanan yang luar biasa dalam hal mematuhi perintah Allah swt. Ketika saat ini Allah swt. hanya menyuruh kita untuk menyembelih hewan ternak, maka, ini sangat jauh nilainya dibandingkan dengan perintah kepada Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putranya tercinta Isma’il as. 

Dalam perspektif ujian, ini menunjukkan bahwa tingkat keimanan kita sebagai orang beriman saat ini jauh dibandingkan dengan keimanan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Maka, poin pentingnya adalah kita belajar menjadi hamba yang patuh atas segala perintah Allah swt. Inilah yang disebut dengan orang bertaqwa.

|3| Simbol Menghilangkan Nafsu Hewani 

Makna simbolik ketiga dalam pelaksanaan ibadah qurban adalah agar orang beriman menghilangkan berbagai nafsu hewani dalam dirinya. Qurban bukan cuma memotong dan mengucurkan darah hewan yang kita qurbankan. Lebih dari itu, qurban adalah “menyembelih” sifat-sifat buruk dalam diri orang yang berqurban.

Rakus dan serakah, egois dan menindas yang lebih lemah adalah nafsu-nafsu hewani yang harus “disembelih”. Sifat rakus dan serakah, tidak pernah puas dengan apa yang ada, yang sering merasuki diri manusia adalah sikap yang harus dibuang jauh-jauh.

Sifat egois, sifat mementingkan diri sendiri dan kelompok, selama ini begitu lekat dalam kehidupan manusia juga harus dihilangkan. Sifat inilah yang menimbulkan berbagai persoalan hidup, terutama dalam hidup bermasyarakat. 

Sifat selalu menindas pihak yang lebih lemah juga menjadi sifat yang harus dikeluarkan dari dalam diri manusia. Realita kehidupan sehari-hari sering menampilkan perilaku ini. Orang yang berkuasa menindas orang yang dikuasainya. Atasan mengeksploitasi bawahannya. Pejabat tidak memperhatikan rakyatnya. Majikan hanya mengambil tenaga buruhnya tanpa mempedulikan kesejahteraannya.

Inilah sifat dan perilaku negatif yang harus ditinggalkan dan ditanggalkan dalam kehidupan seseorang yang mengaku beriman kepada Allah swt. dan Rasulullah saw. Seandainya kita mampu menyelami dan merenungkan tiga makna simbolik tersebut diatas, insya Allah keselarasan hidup dunia dan akhirat akan dapat kita raih.

Aamiin ya rabbal ‘alamiin…

Selamat Hari raya Idul Adha 1446 H!

Wallahu a’lam…

Penulis

Abdul Wahid adalah guru PAI di SMAN 16 Bandung. Punya hoby literasi. Tulisan-tulisan lain dari penulis dapat dibaca di blog pribadi: paabdulwahid.blogspot.com Juga Saluran WA: Abwah Channel. Untuk korespondensi lewat wahidnews@gmail.com


Eksplorasi konten lain dari Literatura Nusantara

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *