Literatura Nusantara

Membumikan Sastra Melangitkan Kata

Karikatur Hujan[1]


[1] Ditulis untuk acara Temu Penyair Asia Tenggara di Padang Panjang 2018

/1/

Hujan semakin akrab menyapa perasaan dengan mesra.

Aku berada di sini membayangkan diri berada di keistimewaan Mesir van Andalas.

Membaur dengan curahan hujan pada relung-relung kenangan.

Hari ini hujan berada pada titik kulminasi dengan kabut yang paling pupur

di antara: Marapi, Singgalang, dan Tandiek

Aku trinitas: mengada

/2/

Hutan semakin purba ketika Adam memutuskan memakan buah itu.

Firdaus menjauh darinya.

Ada berjuta kenangan mengalir dalam aliran darah: berosmosis.

Hutan itu diterpa hujan yang sendu

mengharap doa terkabul melintas arsy.

/3/

Apakah kau ingat jalan yang selalu kita lalui?

Bebatu yang licin dengan aroma kabut, berpusing dalam kepala kita.

Apakah kau sadar bahwa alunan biola itu tetap menjadi kenangan yang terukir sepanjang padang ini?

/4/

Ya.

15 Februari 2018

Penulis: Heri Isnaini


Eksplorasi konten lain dari Literatura Nusantara

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Categories:

Satu tanggapan untuk “Karikatur Hujan[1]”

  1. Avatar
    Anonim

    Wilujeng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *